Banner

Exhibitor Highlights

Architecture Showcase at M Bloc Space Jakarta

Helen Agustine Studio

Kinematic Pavilion

Meningkatnya kebutuhan ruang publik dalam industri kreatif telah memicu maraknya pembangunan instalasi temporer yang sering kali berakhir sebagai limbah. Pavillion Kinematic dirancang sebagai instalasi panggung portabel yang dapat bertrasnformasi dan beradaptasi dengan berbagai kebutuhan, seperti panggung seni, ruang konferesni, pameran, toko, atau kedai kopi. Terinspirasi dari sistem aperture lensa fotografi, pavilion ini terbentuk dari dua kubah berukuran berbeda yang dapat dibuka dan ditutup. Kulit kubah terbuat dari material ramah lingkungan dengan pendekatan craftmanship modern: tembaga berpatina untuk lapisan luar yang akan menua dengan indah saat terpapar cuaca, veneer kayu hasil daur ulang untuk lapisan dalam, dan anyaman kain roller blinds bekas untuk kubah kecil agar ringan dan mudah digerakkan. Panel kayu di dalam kubah besar dioperasikan oleh motor kinetik yang menghasilkan gerakan dinamis sesuai ritme musik, menciptakan latar panggung yang imersif.


Pranala Associates

SADA

Secara konsep, SADA ingin menghadirkan bangunan arsitektur ke dalam hutan dengan mengikuti kondisi yang ada serta sebisa mungkin meminimalisir intervensi terhadap alam sekitarnya. Paviliun yang merupakan bangunan utama SADA ini dibangun di atas lahan terbuka yang sudah ada sejak awal dan lokasinya tepat di titik transisi dari hutan pinus ke hutan sekunder. Pranala Associates mengeksplorasi berbagai kemungkinan di ruang di antara (in-between space) tersebut, agar dapat memberikan pengalaman berada di tengah alam yang tak bersekat. Paviliun dijadikan titik pertama dan tempat bagi para pengunjung untuk menikmati hutan dari dekat, tapi tetap memiliki tempat berteduh. Bangunan sengaja tidak ditutup dengan dinding dan dibiarkan terbuka, mengaburkan batas-batas antara luar-dalam. Karena kemiringan tanah yang cukup signifikan, struktur ditinggikan agar platform berada pada level yang sama. Galvanized grating diaplikasikan di beberapa area sebagai platform, yang ditujukan untuk memberikan akses air hujan langsung k


Realrich Architect

Guha Boboto

Guha Boboto is a multifaceted project consisting of four key components: a family home, a boarding house, a family-operated stall, and a library. The design clearly outlines these areas, creating separate zones for each function: the family residence, boarding house, stall, reading brick room, and the glass library of OMAH. A skylight corridor featuring louvers made from recycled plywood separates these spaces. The family has inhabited Guha Boboto since 1999, gradually adapting the site as the architecture evolved. The development expanded in 2023 to include boarding houses to offset development costs. The OMAH Library, part of the project, serves as a relaxation space open to visitors by reservation. In the initial phase, in 1999, the structure was built using wooden pillars, which have been preserved over time. A decade later, the second phase introduced plywood as the primary structural material for the house. The final phase involved enveloping the wooden structure with brick.


RAD+ar

Aruma Split Garden

Aruma Split Garden adalah salah satu iterasi dari RAD+ar dalam komitmen untuk mendesentralisasi arsitektur berkelanjutan dalam skala komersial medium. Dirancang sebagai studi desain multi-level yang menggabungkan berbagai fungsi dan tenant dengan mengintegrasikan alam dalam lingkungan mikro yang efisien. Desain ini mengoptimalkan sirkulasi melalui elemen struktural seperti atap, fasad, dan dinding kantilever, serta memaksimalkan pencahayaan alami, vegetasi, dan pengalaman sensorik. Dengan oritentasi utara-selatan, bangunan ini menjaga vegetasi di sekitarnya dan menciptakan lorong angin yang menghubungkan dua taman. Selain itu, taman dan lingkungan alam dijadikan hal yang penting untuk memastikan hubungan yang baik antara beberapa elemen yang ada di dalam bangunan. Hal ini tidak hanya menciptakan desain yang menyenangkan secara visuak, tetapi juga meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.


studioRK

Ohio House

A house sits on top of hills, with 270 degrees clear view of skyline. The landscape of grass, stones, shrubs, and the abundance of trees are the first element of architecture proposed to the client from the very beginning of design stages. The landscapes and outdoor elements play important and absolute role to determine architecture & interior quality. [ STUDIORK ] don’t treat them to fill the space, instead, they define the space. Every living spaces have inside outside connection through windows, doors, voids, terraces, balconies, and skylights. They provide natural light and ventilation with different proportion of openings and shades, related to different activities and surroundings, for privacy buffer, sun heat buffer, and fresh cool air supply for the house. The interior space then, bring those exterior qualities combined with walls and corridors, solid - voids space, bright to shaded lighting, rough to soft textures, soft fabrics to rustic metals.


Arcadia Architect

Peruri Heritage Office

Kantor peruri yang merupakan pusat percetakan uang Republik Indonesia, kini bertransformasi menjadi sebuah ruang kreatif dengan memanfaatkan kembali bangunan-bangunan lama yang sebelumnya berfungsi sebagai kantor dan produksi keuangan di Jl. Palatehan. Area yang dahulu dikelilingi oleh bangunan hunian dua lantai, beberapa gudang terbengkalai dan tak terurus telah dimanfaatkan menjadi M Bloc Space hingga kantor Peruri GovTech sebagai percepatan transformasi digital di Indonesia. Sebagai fase lanjutan, Peruri akan membuat urban park dengan luas total kurang lebih 3400 m2 dengan adaptasi dari kantor Peruri lama yang merupakan bangunan heritage akan dialihfungsikan menjadi museum, gallery, fine dining resto, hingga kantor bernuansa modern. Peruri Heritage Office hadir sebagai sebuah manifestasi dari upaya menjahit masa lalu dengan masa depan. Proyek ini merespons karakteristik iklim tropis dengan pendekatan desain yang sensitif terhadap konteks bangunan di kawasan urban.


Arsitektur Trisakti

Parasitic in M Bloc

Konsep arsitektur parasitik meskipun sering kali dipandang negatif, menawarkan solusi inovatif untuk menambah ruang pada bangunan bersejarah tanpa merusak struktur yang ada. Dalam konteks kawasan cagar budaya seperti M Bloc Space, pendekatan ini memungkinkan penambahan ruang tambahan dengan cara yang menghormati dan melestarikan bangunan eksisting. Dengan memanfaatkan struktur yang ada dan menghindari intervensi besar, desain parsitik menjaga integritas arsitektural sambil memberikan solusi untuk kebutuhan ruang yang berkembang. Selain itu, penerapan prinsip arsitektur berkelanjutan dalam desain parasitik membantu mengurangi dampak lingkungan. Dengan memanfaatkan material ramah lingkunugan dan teknologi efisien, desain ini mengurangi jejak karbon dan penggunaan sumber daya. Pendekatan ini juga berkontribusi pada peningkatan kualitas ruang publik, menciptakan area tambahan yang fungsional dan nyaman.


Frans Michael (Universitas Tarumanegara)

Niche @ Harmony

Proyek “Relung Harmon(y)” atau “Niche @ Harmon(y)” dirancang secara khusus untuk menyatu dengan lingkungan sekitar, terutama di sudut perempatan Harmoni. Dengan memanfaatkan vista utama yang mengundang, proyek ini berpotensi menjadi ikon baru bagi Jakarta. Bentuk bangunan yang unik dengan aksis diagonal tidak hanya estetis, tetapi juga dirancang untuk memfasilitasi interaksi manusia dengan alam. Konsep “breathing place” diterapkan dengan menggabungkan berbagai elemen seperti tanaman, serangga, dan hewan kecil untuk menciptakan ekosistem mikro yang berkelanjutan. Proyek ini secara aktif mengadopsi 10 dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Beberapa contoh implementasinya antara lain penggunaan sistem rainwater harvesting untuk memenuhi kebutuhan irigasi ribuan tanaman pada proyek, serta penerapan atap hijau yang inovatif dengan kombinasi struktur baja dan tanaman moss ball dengan teknik penanaman kokedama.


SIURA Studio

Community Park PIK 2

Community Park PIK 2 is an innovative seaside park project designer to serve as a vibrant community hub, featuring a picturesque coastal backdrop, dynamic event spaces, and exercise facilities. With a vibrant, colorful pathway winding through the landscape and an iconic link bridge mirroring the breathtaking hues of the sunrise sky, the park offers residents and visitors alike a serene setting for leisurely strolls, jogging, and outdoor activities Prime location by the sea provides panoramic ocean views, enhancing the experience of community events, cultural festivals, and outdoor gatherings. From morning yoga sessions to evening concerts, the park fosters a sense of connection and well-being, inviting people of all ages to engage in healthy living and social interaction against the backdrop of nature’s beauty. Through thoughtful design and community engagement, this project aims to create a cherished seaside destination where individuals can come together to enjoy recreative, culture, and the splendor.


URBAN+

IKN Kemenko Complex

Sustainable Public Office Showcase The planning of the coordination ministry buildings refer to the city’s master plan as Forest City. The design were heavily inspired by the formation of paddy field terraces, aiming for integration with the natural surroundings, considerations regarding land analysis and KPI targets that need to be achieved. Some of the main focus are Low Impact Development, Contour Responsiveness, Maintaining Urban Framework and Visual Optimization. As a government office building intended for public use, the Kemenko building is designed fenceless for easier public access. The pedestrian connectivity through at-grade, second level walkway and also by public transportation allows civil servants to collaborate easily between department buildings. Inside, the building are designed with open layouts, incorporating special collaborative areas such as an amphitheater and a three-to-four story atrium.


Juan Nathanie Willianto (Universitas Tarumanegara)

Simfoni Hujan, Karbon, dan Ikan

"Simfoni Hujan, Karbon, dan Ikan" merupakan sebuah inisiatif restorasi inovatif dengan tujuan untuk menghidupkan kembali Kampung Nelayan Kamal Muara yang sudah mengalami degradasi akibat pencemaran air, pendangkalan air laut dan perkembangan urban. Proyek ini mengadopsi sistem akuakultur vertikal berkelanjutan, memanfaatkan siklus hidrologi alami pada sistem akuaponik untuk menjaga perekonomian dan budaya dari Kampung Nelayan Kamal Muara. Dengan mengoptimalkan pemanenan air hujan, filtrasi alami, dan prinsip akuaponik, sistem ini menciptakan siklus tertutup yang menghasilkan makanan laut berkualitas tinggi, sekaligus tidak memperburuk kualitas air sekitarnya dengan limbah. Inovasi utama proyek ini terletak pada penggunaan karbon organik yang dihasilkan dari proses filtrasi siklus hidrologi alami untuk menghasilkan activated carbon pills, yang kemudian digunakan untuk menetralisir air tercemar di sekitar bangunan.


rafaelmiranti architects

Rpublic

Rpublic adalah restoran makanan Indonesia di Jalan Bahureksa, Bandung. Restoran ini menempati rumah kolonial Belanda yang dibangun pada era 1930-an dengan karakter rumah satu lantai, memiliki beranda depan, beratap limasan, dan halaman belakang yang luas. Konsep desainnya menciptakan dialog antara bangunan lama dengan bangunan baru yang akan diletakkan di halaman belakang. Bangunan kolonial dipugar untuk mengembailkan keelokannya dan difungsikan sebagai area penerima restoran. Sementara perluasan area restoran di halaman belakang didesain berupa bangunan teras dua lantai dengan sunken courtyard. Denah ruangan disusun dengan orientasi visual dan sirkulasi mengarah pada bangunan kolonial. Sehingga dialog antara bangunan lama dan bangunan bar terjadi dan terjaga. Detail-detail konstruksi dipertimbangkan dan dibuat dengan seksama sebagai bagian integral dari strategi desain untuk alasan fungsional dan estetika yang menjalin bangunan lama dan baru secara harmonis.


LABO

Marawa Casa & Kozi Marawa

Marawa Casa adalah proyek Adaptive Reuse yang dikerjakan LABO. dalam mentransformasikan fungsi hunian privat menjadi guest house (airBnB). Di sini tambahan kamar mandi untuk setiap unit ruangnya menjadi pola intervensi terdapat layout bangunan sebelumnya. Ruang tengah yang dulunya merupakan ruang keluarga yang tertutup oleh kaca dan teralis ke arah depan dan sedikit bukaan berupa pintu ke arah belakang (brandgang), diubah menjadi “transparan”. Area tengah saat ini menjadi terbuka, dengan pintu yang dimodifikasi dari teralis jendela lama menjadi pintu teralis ke arah depan, dan bagian belakang dibuat benar benar terbuka ke arah brandgang. Di sini, LABO. memberikan sebuah karakter baru dimana Marawa Casa merupakan 1 unit rumah di hunian padat yang rata-rata sangat tertutup, menjadi 1 prototype bangunan yang lebih terbuka dan ramah, menciptakan interaksi bertetangga yang baru. Di ruang tengah yang merupakan area duduk dan memasak, peluang untuk bertegur sapa dengan tetangga di luar yang lewat menjadi besar.